IV.6 Bangunan, Perkebunan, Rumah dan Interior

Rumah-rumah Batavia mencerminkan campuran gaya arsitektur Belanda dan Portugis abad ketujuhbelas dan kedelapanbelas serta pengaruh Asia. Beberapa rumah jelas mirip dengan rumah di Belanda, tetapi diberi cat aneka warna yang mengingatkan orang pada kawasan Iberia atau Cina. Khusus orang Cina, yang sudah terbiasa membangun dengan batu bata dan adukan semen serta menggunakan pula plesteran, mereka juga memengaruhi panorama jalan di kota dengan rumah-rumah mereka yang bergaya khas membingkai tepi jalan. Hiasan di bagian atas dinding samping serta atap yang berpenopang serta beranda kecil di depan merupakan ciri khas rumah mereka.

Informasi seputar bangunan umum dan milik Kompeni seperti komplek Kastel, gudang-gudang VOC, balai kota, gereja, balai yatim piatu dan rumah sakit – semuanya dapat kita peroleh dalam Buku-buku Resolusi Pemerintah Agung, termasuk gambar-gambarnya. Salah satu contoh adalah daftar bahan bangunan yang dipergunakan untuk membangun gereja Protugis yang terletak di luar tembok kota (kini dikenal sebagai ‘Gereja Sion’). Rumah pribadi dan rumah perkebunan biasanya dibangun sesudah ditandatangani kontrak yang dibuat di kantor notaris.

Yang dicatat tidak hanya tampak depan serta rancang bangun rumah. Ribuan surat wasiat dari para pemilik rumah, baik besar atau kecil, merinci barang-barang apa saja yang dimiliki penghuni rumah, mulai dari pajangan di ruang tamu yang lazim dihias dengan aneka jenis senjata, hingga busana dan baju dalam almari di kamar tidur serta aneka panci piring di dapur. Dokumen-dokumen itu juga mengungkap aneka kain tekstil dari India, Cina, Belanda dan Jawa dan juga perhiasan, artefak, lukisan, peralatan tulis, buku dan yang pasti selalu ada ialah perlengkapan makan pinang-sirih. Perabotan juga dicatat dalam dokumen-dokumen itu, mulai dari tempat tidur rotan hingga kursi dan meja dari kayu eboni. Sejatinya, budaya material Asia-Eropa semuanya tercatat rapi dan merupakan topik yang sarat makna bagi mereka yang mengkhususkan diri di bidang ini.

Budaya material Batavia yang kaya dan sangat beragam itu merupakan bidang studi penting, mengingat banyak pedagang dan orang perorangan dari seluruh pelosok Kepulauan Indonesia datang dan melakukan bisnis dan membuka toko di Batavia. Banyak yang kemudian meniru mode mutahir dari India, Cina dan Eropa.