I.3 Penduduk, Komunitas, Kelompok Etnis dan Organisasi Masyarakat
Interaksi tersebut marak berkembang selama ‘Era Perdagangan’ dan dengan sendirinya melambat akibat hambatan yang dipaksakan selama era imperialisme di abad kedelapanbelas dan awal abad kesembilanbelas, karena kekuatan-kekuatan kolonial Eropa memang berkepentingan untuk menghambat pergerakan serta interaksi masyarakat Asia. Sebuah masyarakat yang sering berpindah tempat tidak terlalu mudah untuk dikendalikan.
Arsip VOC masih mencerminkan dunia lama Nusantara. Arsip itu merupakan sumber kaya terkait kegiatan perdagangan antar kelompok etnis serta memberikan informasi tentang identitas etnis dan organisasi sosial. Salah satu contoh adalah daftar yang dibuat di tahun 1686 tentang desa-desa, nama para kepala desa serta daftar keluarga di kawasan Priangan di Jawa Barat. Daftar itu merupakan cacah jiwa tertua yang masih ada. Catatan Harian di Kastel Batavia seringkali memberikan daftar nama kepala desa di Priangan yang dapat membantu kita membuat reka-ulang identitas orang Sunda serta sejarah silsilah mereka.
Kelompok etnis lain seperti orang Jawa, Madura, Bali dan Bugis dapat mudah ditelusur dalam arsip kota Batavia. Para imigran seperti orang-orang India yang beragama Hindu (‘gentiven’) atau orang-orang India Muslim (‘moor’) dan orang Cina juga meninggalkan ribuan jejak mereka. Biasanya dapat dijumpai dalam surat-surat permohonan mereka dan kontrak-kontrak dagang berskala kecil. Semua potongan informasi itu kiranya dapat membantu kita membuat analisis dan mencapai pemahaman sejarah yang lebih baik tentang rumitnya kelompok multi-etnis serta bagaimana mereka berfungsi di kurun waktu awal modern.
Daftar Penduduk dan Rumah di Priangan 1686
Ikhtisar Sensus Rumah Tangga Pedesaan di Priangan, Jawa Barat, 1686 Introduced: M. Radin Fernando Release Date: 20 Des. 2013 selanjutnya baca... |