I.4 Negara, Wilayah, Penguasa dan Perantara

Selama abad ketujuhbelas dan kedelapanbelas, banyak negara serta wilayah di Kawasan Melayu-Indonesia diperintah secara mandiri. Dinamika internal dan perseteruan memperebutkan wilayah dan batas-batas di dalam kerajaan-kerajaan ini terkadang berlangsung tanpa campur tangan dari luar. Seperti perpecahan di dalam Negara Gelgel di Bali, Mataram di Jawa Tengah bagian Selatan, Aceh atau kerajaan kecil Gorontalo di Sulawesi Utara. Namun, beberapa perkembangan serta konflik jelas merupakan akibat dari pengaruh negatif dari luar.

Kendati kehadiran orang Eropa di beberapa daerah Indonesia ketika itu sangat terbatas (apatah yang dapat dilakukan beberapa ratus orang Eropa di pulau seluas Sumatra?), mereka mempunyai kepentingan strategis untuk menjaga hubungan baik dengan para penguasa dan raja setempat yang seringkali dilakukan dengan bantuan pihak-pihak perantara. Sebagai sebuah perusahaan dagang, VOC menjalin hubungan diplomatik dengan sejumlah dinasti yang berkuasa. Dalam Catatan Harian Kastel Batavia terdapat lebih dari dua ribu surat diplomatik dari penguasa dan sultan di kawasan tersebut. Apa yang dapat diungkapkan surat-surat itu kepada kita tentang awal proses pembentukan Negara serta pemantapan kekuasaan dan politik? Sejumlah contoh menarik yang diambil dari Catatan Harian tersebut disampaikan berikut ini.

Surat dari Pangeran Puger yang sedang dalam pelarian kepada Pemerintahan Agung, 5 Mei 1704

Introduced: M. C. Ricklefs, Professor Emeritus, The Australian National University
Release Date: 4 Sep. 2013
selanjutnya baca...